
Kesenian “ Lingkung Seni Tumaritis “ atau Badawang adalah salah satu bagian dari hasil seni budaya Nasional yang tumbuh kembang di Jawa Barat pada Umumnya dan Kabupaten Bandung pada Khususnya.
Dapat kami gambarkan atas keberadaan Lingkung Seni Tumaritis atau Badawang, lahir dan hidup ditengah-tengah masyarakat Pedesaan yang berada di Desa Rancaekek Kulon Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung yang didirikan Oleh (ALM) Bapak E Rachmat dan (ALM) Bapak Rumsadi Sebagai Lurah Sekar pada Tanggal 20 Mei 1961
Kesenian Badawang biasanya selenggarakan sebagai pengisi Upacara Helaran atau Pentas diatas Panggung Upacara Anak Khitanan, acara Perkawinan, Pagelaran peringatan Hari Jadi Kota/Kabupaten atau Kota Besar serta memperingati pada Hari-hari Besar Nasional baik tingkat Kecamatan, Kabupaten, Propinsi ataupun Nasional.
Gerak Tari Kesenian Badawang sebagai perpaduan dari pada unsur kesenian yang ada dan berkembang di Jawa Barat seperti Tari Keurseus, Tari Pencak Silat, Tari Benjang, Tari Ketuk Tilu ataupun Jenis Permainan Olahraga seperti Sepak Bola dan lainnya.
Untuk menjaga agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam penapsiran maka gerakan Badawang dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
- TARI
- BADAWANG
- TARI BADAWANG
TARI adalah Ekspresi Jiwa Manusia yang diwujudkan dalam bentuk gerak-gerak ritmis yang indah.
BADAWANG ialah Orang-orangan atau Jejelemaan Tinggi Besar tidak menentu Wujudnya dan biasanya digunakan untuk Arak-arakan atau Helaran.
TARI BADAWANG ialah salah satu bentuk Kesenian Rakyat yang pertunjukannya biasa dilakukan pada waktu-waktu tertentu seperti pada Upacara Khitanan, Perkawinan, Penyambutan para Tamu dan Upacara Peringatan Hari-hari Besar Nasional yang diadakan oleh Pemerintah.
Gerakan Tari Badawang merupakan perpaduan dari pada Gerakan Tari yang sudah ada seperti Tari Kursus atau Klasik, Tari Pencak Silat, Tari Benjang, Tari Ketuk Tilu dan Tarian lainnya juga Seni Olah Raga seperti Sepak Bola.
Dalam pemilihan masalah ini selain tertarik oleh keindahan beberapa gerak tari yang ada pada kesenian juga untuk disimak dan dipecahkan pengembangannya, yang mana hasilnya diharapkan dapat memperkaya Seni Budaya Nasional pada Umumnya dan Kesenian Tradisional Sunda pada Khususnya.
Dalam tari Badawang patokan tarinya sebagian besar menggunakan Tari Kursus, Tari Pencak Silat, Tari Benjang dan Tarian Kesenian Rakyat yang sifatnya Improvisasi.
Perlu diuraikan pula bahwa tarian Badawang terdiri dari :
- Gerak-gerak pokok dalam Badawang
- Susunan gerak tari dalam Badawang
- Hubungan dengan Tari Kursus dan Tari Pencak Silat dan ciri Khas dalam Karawitan.
- Ciri-ciri Karawitan Badawang.
- Fungsi Waditra dalam Kesenian Badawang, dan
- Lagu-lagu dalam Badawang.
Tidak lupa bahwa Pergelaran Badawang sebagai gambaran dalam tarian rakyat pedesaan yang penuh dengan hiburan dan humor yang menggambarkan kegembiraan kehidupan dalam masyarakat yang penuh dengan gairah dalam suasana persahabatan didalam lingkungan sosial yang majemuk untuk penyegaran mental dan mengurangi rasa emosi siapapun yang melakukannya baik anak-anak maupun orang dewasa.
SEJARAH BERDIRINYA PERKUMPULAN KESENIAN “ LINGKUNG SENI TUMARITIS “ ATAU BADAWANG.
Berdasarkan informasi yang dapat dipercaya dari beberapa tokoh masyarakat lanjut usia yang sedikit banyaknya tahu mengenai historis keberadaan Desa Rancaekek waktu itu antara lain :
Dari Keluarga Bapak Marko (Alm), dimana beliau pada jamannya sebagai seorang jago Ujungan (wawancara dengan Almarhum Bapak Yaya Gandawijaya selaku Kepala Desa Rancaekek).
- Dari Bapak sambas Wirakusumah (Alm), pada tahun 1922 s/d 1927 dan tahun 1930 s/d 1935 pernah menjadi Lurah Rancaekek dan juga beliau sebagai Guru Seni Tari Wirahmasari yang melahirkan tari-tari Klasik di Jawa Barat, dan Bapak Enoch serta penyusun adalah sebagai muridnya.
- Dari Bapak RO. Abdurahman (Alm), beliau adalah Akhli Tari Sunda dan sebagai Kepala Kebudayaan di Kabupaten Sukabumi.
- Dari Bapak Mail (Alm), beliau adalah seorang Pimpinan Akhli Seni Benjang di Rancaekek.
- Dari Bapak Sumerep (Alm), beliau adalah sebagai Tokoh BPH Kabupaten Bandung.
- Dari Bapak Kamdi Sumaamijaya (Alm), beliau adalah sebagai Tokoh Masyarakat dan Pegawai Radio Rancaekek.
Keberadaan Desa Rancaekek sekelilingnya terletak pada daerah dataran rendah, aktivitas masyarakat dan penduduknya kebanyakan umumnya adalah bertani, pedagang serta sebagai karyawan Pemerintah atau Swasta, yang berbatasan langsung disebelah Utara dengan Kabupaten Sumedang yang dilalui secara langsung oleh Sungai Cikeruh.
Di desa Rancaekek terdapat beraneka ragam jenis Perkumpulan Kesenian diantaranya adalah Wayang Golek, Wayang Orang, Pencak Silat, Benjang, Calung, Reog, Ketuk Tilu, Tayuban, Qasidah dan Seni Tari Wirahmasari.
Menyikapi keanekaragaman jenis kesenian diatas serta guna memotifasi masyarakat mau turut dan ikut serta dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh Pemerintah Daerah terutama didalam memperingati Hari-hari Besar Nasional, maka penyusun mencoba memadukan gerakan-gerakan serta langkah kesenian itu untuk dikembangkan sebagai Tari Badawang, dimana hal ini diharapkan dapat berarti dan berguna bagi masyarakat banyak bukan saja menjadi Tontonan semata tapi akan menjadi suatu Tuntunan atau Media Penerangan yang datangnya dari Pemerintah kepada Masyarakat luas atau sebaliknya dari Masyarakat kepada Pemerintah.
Bertitik tolak dari pada hal termaksud diatas, maka Lahirlah sebuah wadah (Grup Kesenian) yang diberi Nama “ Lingkung Seni Tumaritis “ atau Badawang yaitu pada tanggal 20 Mei 1961 bertepatan dengan Peringatan Hari Ulang Tahun Kodam VI Siliwangi atau sekarang menjadi Kodam III Siliwangi yang ke 16 serta Hari Kebangkitan Nasional yang ke 53.
Apa sebabnya Materi atau Topeng yang digunakan oleh Tumaritis berbentuk Wayang ?
Seperti dimaklumi bahwa Wayang adalah merupakan cerminan dari prilaku Manusia pada Umumnya.
Wayang Pawongan atau di Jawa Barat disebut dengan Panakawan, hal ini mencerminkan sekelompok masyarakat pedesaan yang dipimpin oleh seorang Lurah, Lurah Semar Badranaya namanya yang selalu Tuhu ka Ratu, Taat ka Pamarentah walaupun dalam kondisi dan suasana bagaimanapun yang sepi pamrih rame ing gawe.
*) di Sadur dari Lingkung seni Tumaritis